Powered By Blogger

Minggu, 05 Mei 2013

pagar nusa


Sejarah Pencak Silat Pagar Nusa (PN) - Tradisi silat pesantren dilingkungan Pesantren NU,terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur,jawa barat,jawa tengah,Banten,silat betawi,silek minang,silat Mandar,Silat Mataram,dan lain lain,oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut di bentuklah Pagar Nusa atau PN.sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU.

Wadah ini tetap membuka keragaman  dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri.artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara. Peran besar Gus Maksum sebenarnya di kalangan NU banyak sekali, Pendekar Silat, Kyai atau ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan,namun nama Gus Maksum tidak bisa di pisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa.Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali Songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren.

Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia). Pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri,beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat.pada waktu itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri,selain bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA ( lembaga kesenian rakyat ) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia PKI.Sebab LEKRA adalah otak dibalik aksi provokatif,sabotase,teror dan lain lain.Menghadapi aksi LEKRA ini,beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi" artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi,Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.

Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat,ngurusin santri dan perjuangan melawan aksi aksi PKI baru setelah sintuasi mulai kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan dikediaman beliau,dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo. GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di NU.dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al maruf bandar lor kediri,PORTUGAL silat tradisional Blitar,Asta Dahana perguruan silat Kediri dan beberapa perguruan silat lokal lainny.

Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA, akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar dan Kyai pimpinan pondok pesantren , tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Di hadiri ulama sepuh dan kaum pendekar.Di antara kyai sepuh itu adalah KH.Syansuri Badawi.

Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain,Gus Maksum sendiri,KH.Abdurahman Ustman Jombang,KH.muhajir Kediri,H.Atoillah Surabaya,Drs.Lamro Ponorogo,Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan beberapa pendekar lainnya,tokoh tokoh inilah yang berada dibalik berdirinya pagar nusa.  

Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
1.Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat
Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
2.Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.

Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan,Genggong,Kraksaan,Probolinggo.Di hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara ,Munas itu mengangkat Langsung KH.M.Abdullah Maksum Jauhari sebagai ketua umum pertama Pagar Nusa,dan Prof.Dr.H.Suharbillah sebagai ketua Harian SekJen.H.Kuncoro ( H.Masyhur).

Sikap Jati diri Pagar Nusa Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri yaitu Persaudaraan antar
Pagar Nusa Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap satu juga, berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa

Sabtu, 26 Januari 2013

   Pencak silat dan bantengan eka sayekti adalah suatu kesenian yang didirikan oleh remaja - remaja desa cangar, dengan semangat jiwa muda mereka dapat mendirikan kesenian bantengan yang telah lama mati muncul lagi untuk berkiprah di dunia kesenian kota wisata batu lagi, bukan saja bantengan yang mereka dirikan tetapi juga mendirikan kesenian pencak silat juga.

    Pencak silat dan bantengan eka sayekti sudah cukup membuat warga kota batu senang, bukan saja di kota batu, namun nama eka sayekti kini merambah ke kabupaten malang khususnya desa pujon. Banyak yang di berikan oleh pencak silat dan bantengan eka sayekti, khususnya gerakan - gerakan bela diri mereka yang begitu membuat masyarakat terhibur. Bukan itu saja, mereka juga meng hibur masyarakat dengan atraksi bantengan dan macanan, di tambah lagi masyarakat begitu bersemangat ketika para rekan - rekan eka sayekti memulai atraksi debus yang di pimpin oleh Bapak tony.

     Mereka mempunyai semboyan gosti Allah pangeranku Nabi Mohammad panutanku pagar nusa aliranku dan juga ada satu semboyan yang mereka bersemangat di awal acara, semboyan itu berbunyi Ngasah Ngasih Ngalah Ngaleh Ngamuk, dari kedua semboyan itu mereka belajar apa arti hidup di dunia ini dan untuk apa kita hidup di dunia ini.